Pengolongan barang level-0 : Non INVENTORI adalah semua barang jenis apapun yang masuk-keluarnya serta stok-persediaannya TIDAK dikendalikan oleh bag. PPIC , dimana peruntukan barang itu BUKAN untuk keperluan produksi.
Inventory
Pengolongan barang level-0 : Non INVENTORI adalah semua barang jenis apapun yang masuk-keluarnya serta stok-persediaannya TIDAK dikendalikan oleh bag. PPIC , dimana peruntukan barang itu BUKAN untuk keperluan produksi.
Inventory
Pengolongan barang level-2 : Kategori RAW MATERIAL
Level-2 kategori RAW MATERIAL adalah pembagian kelompok RAW MATERIAL itu menjadi beberapa kategori berdasarkan potongan melintang dari RAW MATERIAL tersebut.
Kita lanjut pada penggolongan level selanjutnya yang merupakan faktor bentuk profil (potongan melintang) dari level-1 Kelompok Raw Material , yang kita jadikan dasar penggolongan level-4 Varian RAW MATERIAL, yang kita bedakan sbb :
Kategori RAW MATERIAL L-2 | Kode L-2 | Karakteristik |
AS | 1 | Benda panjang pejal |
PLAT | 2 | Benda luasan |
PROFIL PIPA | 3 | Benda panjang profil bulat berlubang |
PROFIL KONSTRUKSI | 4 | Benda panjang profil non bulat |
Tabel Kelompok RAW MATERIAL L-1 yg dibagi dalam empat Kategori RAW MATERIAL Level-2
Setiap kategori dari Kelompok RAW MATERIAL tsb di atas, diberi kode kategori barang Level-2 yg se-pendek-pendek-nya : satu digit saja.
Memang leveling dalam penggolongan kelompok RAW MATERIAL yang sampai enam level ini sangat kompleks, namun saya kira cukup signifikan untuk menunjang algotritma dalam aplikasi ERP ini. karena saya sengaja merancang ERP yg mampu meng-konversi (satuan beli – satuan pakai) serta meng-kalkulasi-kan cost of material-nya secara otomatis & real time.
Pengendalian inventori seperti ini sangat diperlukan oleh Perusahaan manufaktur yg aktivitas produksinya job shop. Dimana produk hanya di-design & di-produksi dgn sangat special by order. sehingga cukup signifikan bila penggolongan terhadap kelompok raw material cukup kompleks, oleh karena begitu banyak faktor yang mana ke-terkait-an antara RAW MATERIAL itu sendiri dengan :
Oleh karena apabila dilakukan secara manual serta tidak real time maka :
Demikian lah para pembaca yang berbahagia, beberapa sebab mengapa mengapa khusus untuk raw material harus dgn enam level penggolongan, sedangkan kelompok barang lain tidak lah harus.
Pengolongan barang level-1 : Kelompok Inventori
Level-1 kelompok barang adalah pe-ngelompok-an pembagian kelompok thd inventory berdasarkan jenis barang peruntukannya. namun dalam kesempatan ini kami meng-khusus-kan pada kelompok RAW MATERIAL.
Sebagai lanjutan dari pembicaraan yang lalu, kita sepakat tentang bagaimana barang inventory di sistem informasi manajemen kita ini digolongkan secara bertingkat. oleh karenanya hanya inventory yang berada di lantai gudang saja di gudang saja yang dikelola secara demikian.
Kelompok barang adalah pe-ngelompok-an pembagian kelompok thd inventory berdasarkan jenis barang peruntukannya. Dalam kesempatan ini, pe-level-an khusus untuk kelompok RAW MATERIAL akan sampai pada level lanjutan.
Sedangkan barang di lantai produksi atau Work In Process (WIP) bukan dalam lingkup ini, akan kita bicarakan pada saatnya.
Sekarang sistem analis dan developer harus punya konsensus dengan dengan pihak user terkait yaitu PPIC dan bag. finance bahwa keberadaan barang di gudang kami bagi menjadi enam kelompok barang saja pada pokoknya, sebagai berikut :
Kelompok Barang L-1 | Kode L-1 | Karakteristik | Contoh |
RAW MATERIAL | 1 | Berubah fisik & satuan beli-pakai, krn cutting. Memiliki spesifikasi dan dimensi tertentu | Plat, pipa, siku dlsb. |
FASTENER | 2 | Tidak berubah fisik & satuan beli-pakai. Memiliki spesifikasi dan dimensi tertentu Pengikat mampu lepas | Baut-mur, rivet, pin dll. |
PART | 3 | Tdk berubah fisik & sat. beli-pakai. Memiliki spesifikasi dan dimensi tertentu | Bearing, rantai, sprocket, motor listrik, engine penggerak, mcb, nfb, sensor dlsb. |
ELEKTRODA | 4 | Berubah satuan beli-pakai. Pengikat tak mampu lepas/permanen | Beli elektroda 1 karton, dipakai per pcs Beli elektroda 1 pcs, dipakai per m Membongkar sambungan = merusak |
CURAH | 5 | Dalam penyimpanan : Berubah satuan beli-pakai. Bisa cair, bisa padat/pasir/curah Tidak Berubah satuan beli-pakai. Memerlukan wadah/kemasan Tergolong bahan B3 | Beli thinner 1 drum, dipakai liter-an Beli oli 1 karton, dipakai per pcs Beli mortar 1 zak, dipakai per kg Beli colant 10 pcs, dipakai per pcs Untuk membawanya hrs ada wadah Solvent, Thinner, accu zuur dll |
BARANG CUSTOMER | 6 | Barang milik customer atas order y.b.s. Tidak diberi nilai harga beli |
Tabel Kelompok Barang Inventori yang ada di Gudang
Enam kelompok dasar yang di-baku-kan pada tabel tersebut di atas, merupakan dasar acuan APLIKASI ERP ini, diberi kode kelompok yang sependek mungkin yaitu satu digit saja.
Dapat kita lihat di kolom ke-tiga dengan peruntukan Lantai Produksi, dari tujuh kelompok barang Level-1 (L-1), hanya empat kelompok barang saja yang menjadi tugas utama dari PPIC untuk mengendalikan masuk-keluar-nya barang sebagai inventori. yaitu :
Dalam pembuatan aplikasi ERP ini, maka barang dengan kode L-1 : 1, 2, 3 & 4 adalah inventori yg mulai peng-ada-annya sampai masuk-keluar-nya barang, dikendalikan oleh PPIC, dengan menu modul tertentu.
Kemudian untuk bagaimanakah dengan pembayaran, nilai persediaan dll-nya ? tentu saja itu semua dibuat sesuai dengan kepentingan perusahaan masing-masing. Aplikasi ini dibuat hanya terbatas untuk supaya PPIC bisa merencanakan dan mengendalikan : produksi dan inventori, sesuai namanya.
Sedangkan untuk cost, finance, qualiti dll tentu saja tetap pada bagian yang ditentukan sesuai kebijkan perusahaan dan bilamana perlu dibuatkan aplikasi / menu modul khusus untuk itu.
Bilamana anda hendak membuat kelompok selain kelompok barang ber-kode L-1 : 1, 2, 3 & 6 di atas, diper-silahkan saja, namun kelompok selain itu bukanlah inventori yg dikelola PPIC dalam sistem informasi manajemen sebagai terapan aplikasi ERP pada aktivitas produksi job shop ini.
Kelompok barang ini adalah level ke-1 (dari level ke-0 tertinggi) dalam peng-golongan inventory, oleh karena ada dua sebab, mengapa hanya ada empat kelompok (kode L-1 : 1, 2, 3 & 6 ) saja yang signifikan, sebagai berikut :
Untuk no. 3, anda telah kami tunjukkan bahwa membuat struktur leveling sampai ke-3 saja sudah cukup sukar, apalagi sampai level ke-5, namun pada tulisan mendatang akan saya coba sajikan bahwa jika memang perlu dan signifikan, maka bisa saja dibuat leveling untuk selain raw material, misalnya FASTENER yg kalau mau gampang, dianggap saja seperti PART tanpa leveling yg rumit.
Namun bila ingin mengikuti standar misalnya seperti DIN (Deutsche Industrie Norm /Standar Industri Jerman), maka bisa saja dibuat, kalau anda memang benar membutuhkan.
Inventory adalah semua barang jenis apapun yang dikendalikan masuk-keluarnya serta stok-persediaannya oleh bag. PPIC atau bagian inventory (termasuk penyimpanan dan pengamanannya), dimana peruntukan barang itu adalah untuk keperluan terkait produksi belaka.
Syarat dan kondisi yang mengikat bag. gudang inventori yang harus dipenuhisistem informasi manajemen produksi job shop dgn aplikasi ERP, sesuai definisi adalah tercatat quantum sbb :
Sedangkan syarat yang harus terpenuhi adalah setiap item Inventori ada sbb :
Masuk-nya barang bisa dgn trigger tertentu, atau persetujuan pimpinan PPIC/gudang. Dalam hal inventori tentu saja di setiap perusahaan memiliki definisinya sendiri, sesuai kepentingan masing-masing. namun kami yakin anda tentu bisa menyesuaikan diri terhadap kondisi ini di tempat anda berada.
Dalam penyusunan ERP ini bahwa tidak semua barang yang di-ada-kan dan yang melalui prosedur penerimaan barang di gudang, kami anggap sebagai inventori.
Hanya barang yang di-planning, di-ada-kan dan di-edar-kan oleh pihak PPIC yang kami anggap sebagai inventori. Sehingga anda perlu dilakukan prosedur mutasi jika ada inventori yg hendak diper-untuk-kan keperluan yg lain. misalnya ada persediaan inventori bearing hendak dipakai untuk maintenance mesin perkakas, atau misalnya ada persediaan inventori pulley yg pihak marketing, maka sebagai analis saya menyarankan anda untuk menciptakan prosedur untuk mutasi barang dari inventori ke persediaan perlengkapan pabrik, untuk bearing dan ke persediaan part marketing, untuk pulley.
level-3 : Sub Kategori RAW MATERIAL
Level-3 sub kategori RAW MATERIAL adalah pembagian dari kategori RAW MATERIAL itu menjadi beberapa sub-kategori berdasarkan variasi bentuk profil melintang dari setiap kategori RAW MATERIAL tersebut.
Pembaca yang budiman, mari kita lanjut pada penggolongan level-3 ini yg merupakan faktor spesifikasi dari L-1 Kelompok RAW MATERIAL, yang kita sebut sebagai Sub Kategori RAW MATERIAL.
Adapun dalam penggolongan L-3 Sub Kategori RAW MATERIAL ini setiap item pada L-2 Kategori RAW MATERIAL mempunyai beberapa sub kategorinya masing-masing. Yaitu sebagai berikut
Kategori RAW MATERIAL L-2 : AS
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Satuan Kalkulasi | Karakteristik |
AS BULAT | 1 | p x Ø, kg/m3, kg/m | p x Ø | kg, m | Bulat, relatif presisi & rata |
BETONYZER | 2 | p x Ø, kg/m3, kg/m | p x Ø | kg, m | Bulat, relatif kurang presisi & tidak rata |
AS SEGIENAM | 3 | p x t, kg/m3, kg/m | p x t | kg, m | Berpenampang segi enam |
AS KOTAK | 4 | p x l x t, kg/m3, kg/m | p x l x t | kg, m | Berpenampang segi empat |
AS DRAT | 5 | p x Ø, kg/m | p | m | Bulat, permukaan berulir |
Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL AS menjadi lima item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Kategori RAW MATERIAL L-2 : PLAT
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Berat Spesifik Kalkulasi | Karakteristik |
PLATYZER | 1 | p x l x t | p x l x t | kg/m3, kg/m2 | Plat luasan permukaan rata |
PLAT BORDES | 2 | p x l x t | p x l | kg | Plat Luasan permukaan berpola timbul |
PLAT SCREEN | 3 | p x l x t | p x l | kg | Plat Luasan permukaan berlubang-lubang |
SCREEN | 4 | p x l | p x l | kg, m2 | Plat Saringan Luasan |
PLAT SENG | 5 | p x l x t | p | m | Plat Zink Galvanum |
Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PLAT menjadi tiga item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Kategori RAW MATERIAL L-2 : PROFIL PIPA
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Berat Spesifik Kalkulasi | Karakteristik |
PIPA | 1 | p x Ø | p | kg/m | Pipa pada umumnya |
PIPA SANITARI | 2 | p x Ø | p | kg/m | Pipa saniter |
PIPA SCH 5 | 3 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 5 |
PIPA SCH 10 | 4 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 10 |
PIPA SCH 20 | 5 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 20 |
PIPA SCH 40 | 6 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 40 |
PIPA SCH 80 | 7 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 80 |
PIPA SCH 160 | 8 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 160 |
Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PROFIL PIPA menjadi 8 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Kategori RAW MATERIAL L-2 : PROFIL KONSTRUKSI
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Berat Spesifik Kalkulasi | Karakteristik |
SIKU | 1 | p x l x t | p | kg/m | Profil siku |
UNP | 2 | p x l | p | kg/m | Profil UNP |
CNP | 3 | p x l | p | kg/m | Profil CNP |
H BEAM | 4 | p x l | p | kg/m | Profil H BEAM |
IWF | 5 | p x l | p | kg/m | Profil IWF |
Tabel Penggolongan L-2 Katagori RAW MATERIAL PROFIL KONSTRUKSI menjadi 5 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
level-3 : Sub Kategori RAW MATERIAL
Level-3 sub kategori RAW MATERIAL adalah pembagian dari kategori RAW MATERIAL itu menjadi beberapa sub-kategori berdasarkan variasi bentuk profil melintang dari setiap kategori RAW MATERIAL tersebut.
Pembaca yang budiman, mari kita lanjut pada penggolongan level-3 ini yg merupakan faktor spesifikasi dari L-1 Kelompok RAW MATERIAL, yang kita sebut sebagai Sub Kategori RAW MATERIAL.
Adapun dalam penggolongan L-3 Sub Kategori RAW MATERIAL ini setiap item pada L-2 Kategori RAW MATERIAL mempunyai beberapa sub kategorinya masing-masing. Yaitu sebagai berikut
Kategori RAW MATERIAL L-2 : AS
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Satuan Kalkulasi | Karakteristik |
AS BULAT | 1 | p x Ø, kg/m3, kg/m | p x Ø | kg, m | Bulat, relatif presisi & rata |
BETONYZER | 2 | p x Ø, kg/m3, kg/m | p x Ø | kg, m | Bulat, relatif kurang presisi & tidak rata |
AS SEGIENAM | 3 | p x t, kg/m3, kg/m | p x t | kg, m | Berpenampang segi enam |
AS KOTAK | 4 | p x l x t, kg/m3, kg/m | p x l x t | kg, m | Berpenampang segi empat |
AS DRAT | 5 | p x Ø, kg/m | p | m | Bulat, permukaan berulir |
Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL AS menjadi lima item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Kategori RAW MATERIAL L-2 : PLAT
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Berat Spesifik Kalkulasi | Karakteristik |
PLATYZER | 1 | p x l x t | p x l x t | kg/m3, kg/m2 | Plat luasan permukaan rata |
PLAT BORDES | 2 | p x l x t | p x l | kg | Plat Luasan permukaan berpola timbul |
PLAT SCREEN | 3 | p x l x t | p x l | kg | Plat Luasan permukaan berlubang-lubang |
SCREEN | 4 | p x l | p x l | kg, m2 | Plat Saringan Luasan |
PLAT SENG | 5 | p x l x t | p | m | Plat Zink Galvanum |
Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PLAT menjadi tiga item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Kategori RAW MATERIAL L-2 : PROFIL PIPA
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Berat Spesifik Kalkulasi | Karakteristik |
PIPA | 1 | p x Ø | p | kg/m | Pipa pada umumnya |
PIPA SANITARI | 2 | p x Ø | p | kg/m | Pipa saniter |
PIPA SCH 5 | 3 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 5 |
PIPA SCH 10 | 4 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 10 |
PIPA SCH 20 | 5 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 20 |
PIPA SCH 40 | 6 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 40 |
PIPA SCH 80 | 7 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 80 |
PIPA SCH 160 | 8 | p x Ø | p | kg/m | Pipa schedule 160 |
Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PROFIL PIPA menjadi 8 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Kategori RAW MATERIAL L-2 : PROFIL KONSTRUKSI
Sub Kategori L-3 | Kode L-3 | Dimensi Fisik | Dimensi Kalkulasi | Berat Spesifik Kalkulasi | Karakteristik |
SIKU | 1 | p x l x t | p | kg/m | Profil siku |
UNP | 2 | p x l | p | kg/m | Profil UNP |
CNP | 3 | p x l | p | kg/m | Profil CNP |
H BEAM | 4 | p x l | p | kg/m | Profil H BEAM |
IWF | 5 | p x l | p | kg/m | Profil IWF |
Tabel Penggolongan L-2 Katagori RAW MATERIAL PROFIL KONSTRUKSI menjadi 5 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL
Demikian para pembaca yang budiman, pada saatnya nanti di waktu y.a.d. kita akan bahas analisis alurnya dari bagian PPIC dalam merencanakan produksi dan inventory, bahkan dalam menghitung mulai waktu, material sampai berujung ke cost of good sold (atau harga pokok penjualannya per pcs). namun pada saat sekarang kita persiapkan predecessor nya terlebih dahulu. supaya pada saat ada order penjualan, pihak PPIC punya persiapan yg memadai untuk merencana dan mengkalkulasi.
Pada kesempatan ini saya akan mencoba mengulas predecessor atau apa yang yang harus disiapkan sebelum supaya pihak developer bisa membuatkan ERP yg mampu melakukan planning & costing sekaligus, dalam hal ini kami menyiapkan analisis untuk barang khususnya raw material.
Adapun tujuan penggolongan barang inventory yang di-baku-standar-kan ini, adalah sbb :
Namun oleh karena terkait dengan struktur database maka tidak memungkinkan untuk diubah & dikurangi tingkatan levelnya, apabila aplikasi databasenya sudah terbentuk.
Secara umum penggolongan barang kami pandang sebagai cara mengelompokan barang dan material di bag. gudang atau inventory yang mana terdapat level yaitu tataran atau tingkatan penggolongan.
level penggolongan barang adalah tataran atau tingkatan dalam penggolongan barang dimana ada level satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang level yang lainnya.