Arsip Kategori: Penggolongan Barang

golongan barang level-2 : kategori RAW MATERIAL

Pengolongan barang level-2 : Kategori RAW MATERIAL

Level-2 kategori  RAW MATERIAL adalah pembagian kelompok RAW MATERIAL itu menjadi beberapa kategori berdasarkan potongan melintang dari RAW MATERIAL tersebut.

Kita lanjut pada penggolongan level selanjutnya yang merupakan faktor bentuk profil (potongan melintang) dari level-1 Kelompok Raw Material , yang kita jadikan dasar penggolongan level-4 Varian RAW MATERIAL, yang kita bedakan sbb :

Kategori RAW MATERIAL L-2Kode L-2Karakteristik
AS1Benda panjang pejal
PLAT2Benda luasan
PROFIL PIPA3Benda panjang profil bulat berlubang
PROFIL KONSTRUKSI4Benda panjang profil non bulat

Tabel Kelompok RAW MATERIAL L-1 yg dibagi dalam empat Kategori RAW MATERIAL Level-2

Setiap kategori dari Kelompok RAW MATERIAL tsb di atas, diberi kode kategori barang Level-2 yg se-pendek-pendek-nya : satu digit saja.

Memang leveling dalam penggolongan kelompok RAW MATERIAL yang sampai enam level ini sangat kompleks, namun saya kira cukup signifikan untuk menunjang algotritma dalam aplikasi ERP ini. karena saya sengaja merancang ERP yg mampu meng-konversi (satuan beli – satuan pakai) serta meng-kalkulasi-kan cost of material-nya secara otomatis & real time.

Pengendalian inventori seperti ini sangat diperlukan oleh Perusahaan manufaktur yg aktivitas produksinya job shop. Dimana produk hanya di-design & di-produksi dgn sangat special by order. sehingga cukup signifikan bila penggolongan terhadap kelompok raw material cukup kompleks, oleh karena begitu banyak faktor yang mana ke-terkait-an antara RAW MATERIAL itu sendiri dengan :

  1. Varian berat jenis nya
  2. Satuan saat di-beli/di-ada-kan dengan saat di-guna-kan
  3. Faktor kategori bentuk yang begitu beragam
  4. Syarat & kondisi penerapan rumus konversi dan kalkulasi terkait
  5. Menentukan RAW MATERIAL pengganti alternatif
  6. Dlsb. yg serupa dengan pengendalian inventory yg lain

Oleh karena apabila dilakukan secara manual serta tidak real time maka :

  1. Makan waktu kelewat lama
  2. Rawan keliru kalkulasi oleh karena terkaitnya lima faktor di atas
  3. Sukar melakukan simulasi produksi, yg memerlukan banyak kalkulasi
  4. Sukar dlm pengendalian proses produksi, report diketahui belakangan
  5. Sukar dlm pengendalian cost terkait proses & material reportnya diketahui belakangan

Demikian lah para pembaca yang berbahagia, beberapa sebab mengapa mengapa khusus untuk raw material harus dgn enam level penggolongan, sedangkan kelompok barang lain tidak lah harus.

golongan barang level-1 : kelompok INVENTORI

 Pengolongan barang level-1 : Kelompok Inventori

Level-1 kelompok barang adalah pe-ngelompok-an pembagian kelompok thd inventory berdasarkan jenis barang peruntukannya. namun dalam kesempatan ini kami meng-khusus-kan pada kelompok RAW MATERIAL.

Sebagai lanjutan dari pembicaraan yang lalu, kita sepakat tentang bagaimana barang inventory di sistem informasi manajemen kita ini digolongkan secara bertingkat. oleh karenanya hanya inventory yang berada di lantai gudang saja di gudang saja yang dikelola secara demikian.

Kelompok barang adalah pe-ngelompok-an pembagian kelompok thd inventory berdasarkan jenis barang peruntukannya. Dalam kesempatan ini, pe-level-an khusus untuk kelompok RAW MATERIAL akan sampai pada level lanjutan.

Sedangkan barang di lantai produksi atau Work In Process (WIP) bukan dalam lingkup ini, akan kita bicarakan pada saatnya.

Sekarang sistem analis dan developer harus punya konsensus dengan dengan pihak user terkait yaitu PPIC dan bag. finance bahwa keberadaan barang di gudang kami bagi menjadi enam kelompok barang saja pada pokoknya, sebagai berikut :

Kelompok Barang L-1Kode L-1KarakteristikContoh
RAW MATERIAL1Berubah fisik & satuan beli-pakai, krn cutting. Memiliki spesifikasi dan dimensi tertentuPlat, pipa, siku dlsb.
FASTENER2Tidak berubah fisik & satuan beli-pakai. Memiliki spesifikasi dan dimensi tertentu Pengikat mampu lepasBaut-mur, rivet, pin dll.
PART3Tdk berubah fisik & sat. beli-pakai. Memiliki spesifikasi dan dimensi tertentuBearing, rantai, sprocket, motor listrik, engine penggerak, mcb, nfb, sensor dlsb.
ELEKTRODA4Berubah satuan beli-pakai. Pengikat tak mampu lepas/permanenBeli elektroda 1 karton, dipakai per pcs Beli elektroda 1 pcs, dipakai per m Membongkar sambungan = merusak
CURAH5Dalam penyimpanan : Berubah satuan beli-pakai. Bisa cair, bisa padat/pasir/curah Tidak Berubah satuan beli-pakai. Memerlukan wadah/kemasan Tergolong bahan B3Beli thinner 1 drum, dipakai liter-an Beli oli 1 karton, dipakai per pcs Beli mortar 1 zak, dipakai per kg Beli colant 10 pcs, dipakai per pcs Untuk membawanya hrs ada wadah Solvent, Thinner, accu zuur dll
BARANG CUSTOMER6Barang milik customer atas order y.b.s. Tidak diberi nilai harga beli 

Tabel Kelompok Barang Inventori yang ada di Gudang

Enam kelompok dasar yang di-baku-kan pada tabel tersebut di atas, merupakan dasar acuan APLIKASI ERP ini, diberi kode kelompok yang sependek mungkin yaitu satu digit saja.

Dapat kita lihat di kolom ke-tiga dengan peruntukan Lantai Produksi, dari tujuh kelompok barang Level-1 (L-1), hanya empat kelompok barang saja yang menjadi tugas utama dari PPIC untuk mengendalikan masuk-keluar-nya barang sebagai inventori. yaitu :

  1. RAW MATERIAL (Kode L-1 : 1)
  2. FASTENER (Kode L-1 : 2)
  3. PART (Kode L-1 : 3)
  4. ELEKTRODA (Kode L-1 : 4)
  5. CURAH (Kode L-1 : 5)
  6. BARANG CUSTOMER (Kode L-1 : 6)

Dalam pembuatan aplikasi ERP ini, maka barang dengan kode L-1 : 1, 2, 3 & 4 adalah inventori yg mulai peng-ada-annya sampai masuk-keluar-nya barang, dikendalikan oleh PPIC, dengan menu modul tertentu.

Kemudian untuk bagaimanakah dengan pembayaran, nilai persediaan dll-nya ? tentu saja itu semua dibuat sesuai dengan kepentingan perusahaan masing-masing. Aplikasi ini dibuat hanya terbatas untuk supaya PPIC bisa merencanakan dan mengendalikan : produksi dan inventori, sesuai namanya.

Sedangkan untuk cost, finance, qualiti dll tentu saja tetap pada bagian yang ditentukan sesuai kebijkan perusahaan dan bilamana perlu dibuatkan aplikasi / menu modul khusus untuk itu.

Bilamana anda hendak membuat kelompok selain kelompok barang ber-kode L-1 : 1, 2, 3 & 6 di atas, diper-silahkan saja, namun kelompok selain itu bukanlah inventori yg dikelola PPIC dalam sistem informasi manajemen sebagai terapan aplikasi ERP pada aktivitas produksi job shop ini.

Kelompok barang ini adalah level ke-1 (dari level ke-0 tertinggi) dalam peng-golongan inventory, oleh karena ada dua sebab, mengapa hanya ada empat kelompok (kode L-1 : 1, 2, 3 & 6 ) saja yang signifikan, sebagai berikut :

  1. Kelompok barang itu merupakan acuan dasar utama ERP untuk PPIC yg tidak bisa diubah kecuali mengubah struktur aplikasi dan/atau konsep produksi Job Shop.
  2. Kelompok RAW MATERIAL tidak boleh dibuatkan kelompok lain yg baru karena akan dikembangkan menjadi level ke-5, dengan syarat dan kondisi rumus yg spesifik.
  3. Selain Kelompok RAW MATERIAL boleh saja anda buat kelompok baru bila dipandang perlu dan signifikan, misalnya PART yg kami kembangkan menjadi FASTENER dengan leveling sampai ke-5.

Untuk no. 3, anda telah kami tunjukkan bahwa membuat struktur leveling sampai ke-3 saja sudah cukup sukar, apalagi sampai level ke-5, namun pada tulisan mendatang akan saya coba sajikan bahwa jika memang perlu dan signifikan, maka bisa saja dibuat leveling untuk selain raw material, misalnya FASTENER yg kalau mau gampang, dianggap saja seperti PART tanpa leveling yg rumit.

Namun bila ingin mengikuti standar misalnya seperti DIN (Deutsche Industrie Norm /Standar Industri Jerman), maka bisa saja dibuat, kalau anda memang benar membutuhkan.

golongan barang level-0 : INVENTORI

Inventory adalah semua barang jenis apapun yang dikendalikan masuk-keluarnya serta stok-persediaannya oleh bag. PPIC atau bagian inventory (termasuk penyimpanan dan pengamanannya), dimana peruntukan barang itu adalah untuk keperluan terkait produksi belaka.

Syarat dan kondisi yang mengikat bag. gudang inventori  yang harus dipenuhisistem informasi manajemen produksi job shop dgn aplikasi ERP, sesuai definisi adalah tercatat quantum sbb :

  1. Masuk-nya barang beserta supplier dan satuan suplier
  2. Mempunyai satuan keluar (pemakaian) dan satuan persediaan (stok) tertentu
  3. Keluar-nya barang wajib ada trigger/peruntukan-nya dari bagian terkait yaitu PPIC
  4. Jika keluar-nya dgn trigger route sheet (perintah produksi), status-nya adalah bon/utang barang yg harus ditagih dalam bentuk barang hasil produksi

Sedangkan syarat yang harus terpenuhi adalah setiap item Inventori ada sbb :

  1. Kode barang & Nama barang tertentu yg unik & spesifik
  2. Mempunyai dimensi fisik, dimensi kalkulasi yg terdefinisi

Masuk-nya barang bisa dgn trigger tertentu, atau persetujuan pimpinan PPIC/gudang. Dalam hal inventori tentu saja di setiap perusahaan memiliki definisinya sendiri, sesuai kepentingan masing-masing. namun kami yakin anda tentu bisa menyesuaikan diri terhadap kondisi ini di tempat anda berada.

Dalam penyusunan ERP ini bahwa tidak semua barang yang di-ada-kan dan yang melalui prosedur penerimaan barang di gudang, kami anggap sebagai inventori.

Hanya barang yang di-planning, di-ada-kan dan di-edar-kan oleh pihak PPIC yang kami anggap sebagai inventori. Sehingga anda perlu dilakukan prosedur mutasi jika ada inventori yg hendak diper-untuk-kan keperluan yg lain. misalnya ada persediaan inventori bearing hendak dipakai untuk maintenance mesin perkakas, atau misalnya ada persediaan inventori pulley yg pihak marketing, maka sebagai analis saya menyarankan anda untuk menciptakan prosedur untuk mutasi barang dari inventori ke persediaan perlengkapan pabrik, untuk bearing dan ke persediaan part marketing, untuk pulley.

golongan barang level-3 : sub kategori RAW MATERIAL

level-3 : Sub Kategori RAW MATERIAL

Level-3 sub kategori RAW MATERIAL adalah pembagian dari kategori RAW MATERIAL itu menjadi beberapa sub-kategori berdasarkan variasi bentuk profil melintang dari setiap kategori RAW MATERIAL tersebut.

Pembaca yang budiman, mari kita lanjut pada penggolongan level-3 ini yg merupakan faktor spesifikasi dari L-1 Kelompok RAW MATERIAL, yang kita sebut sebagai Sub Kategori RAW MATERIAL.

Adapun dalam penggolongan L-3 Sub Kategori RAW MATERIAL ini setiap item pada L-2 Kategori RAW MATERIAL mempunyai beberapa sub kategorinya masing-masing. Yaitu sebagai berikut

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : AS

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiSatuan KalkulasiKarakteristik
AS BULAT1p x Ø, kg/m3, kg/mp x Økg, mBulat, relatif presisi & rata
BETONYZER2p x Ø, kg/m3, kg/mp x Økg, mBulat, relatif kurang presisi & tidak rata
AS SEGIENAM3p x t, kg/m3, kg/mp x tkg, mBerpenampang segi enam
AS KOTAK4p x l x t, kg/m3, kg/mp x l x tkg, mBerpenampang segi empat
AS DRAT5p x Ø, kg/mpmBulat, permukaan berulir

Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL AS menjadi lima item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : PLAT

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiBerat Spesifik KalkulasiKarakteristik
PLATYZER1p x l x tp x l x tkg/m3, kg/m2Plat luasan permukaan rata
PLAT BORDES2p x l x tp x lkgPlat Luasan permukaan berpola timbul
PLAT SCREEN3p x l x tp x lkgPlat Luasan permukaan berlubang-lubang
SCREEN4p x lp x lkg, m2Plat Saringan Luasan
PLAT SENG5p x l x tpmPlat Zink Galvanum

Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PLAT menjadi tiga item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : PROFIL PIPA

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiBerat Spesifik KalkulasiKarakteristik
PIPA1p x Øpkg/mPipa pada umumnya
PIPA SANITARI2p x Øpkg/mPipa saniter
PIPA SCH 53p x Øpkg/mPipa schedule 5
PIPA SCH 104p x Øpkg/mPipa schedule 10
PIPA SCH 205p x Øpkg/mPipa schedule 20
PIPA SCH 406p x Øpkg/mPipa schedule 40
PIPA SCH 807p x Øpkg/mPipa schedule 80
PIPA SCH 1608p x Øpkg/mPipa schedule 160

Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PROFIL PIPA menjadi 8 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : PROFIL KONSTRUKSI

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiBerat Spesifik KalkulasiKarakteristik
SIKU1p x l x tpkg/mProfil siku
UNP2p x lpkg/mProfil UNP
CNP3p x lpkg/mProfil CNP
H BEAM4p x lpkg/mProfil H BEAM
IWF5p x lpkg/mProfil IWF

Tabel Penggolongan L-2 Katagori RAW MATERIAL PROFIL KONSTRUKSI menjadi 5 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

golongan barang level-3 : sub kategori RAW MATERIAL

level-3 : Sub Kategori RAW MATERIAL

Level-3 sub kategori RAW MATERIAL adalah pembagian dari kategori RAW MATERIAL itu menjadi beberapa sub-kategori berdasarkan variasi bentuk profil melintang dari setiap kategori RAW MATERIAL tersebut.

Pembaca yang budiman, mari kita lanjut pada penggolongan level-3 ini yg merupakan faktor spesifikasi dari L-1 Kelompok RAW MATERIAL, yang kita sebut sebagai Sub Kategori RAW MATERIAL.

Adapun dalam penggolongan L-3 Sub Kategori RAW MATERIAL ini setiap item pada L-2 Kategori RAW MATERIAL mempunyai beberapa sub kategorinya masing-masing. Yaitu sebagai berikut

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : AS

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiSatuan KalkulasiKarakteristik
AS BULAT1p x Ø, kg/m3, kg/mp x Økg, mBulat, relatif presisi & rata
BETONYZER2p x Ø, kg/m3, kg/mp x Økg, mBulat, relatif kurang presisi & tidak rata
AS SEGIENAM3p x t, kg/m3, kg/mp x tkg, mBerpenampang segi enam
AS KOTAK4p x l x t, kg/m3, kg/mp x l x tkg, mBerpenampang segi empat
AS DRAT5p x Ø, kg/mpmBulat, permukaan berulir

Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL AS menjadi lima item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : PLAT

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiBerat Spesifik KalkulasiKarakteristik
PLATYZER1p x l x tp x l x tkg/m3, kg/m2Plat luasan permukaan rata
PLAT BORDES2p x l x tp x lkgPlat Luasan permukaan berpola timbul
PLAT SCREEN3p x l x tp x lkgPlat Luasan permukaan berlubang-lubang
SCREEN4p x lp x lkg, m2Plat Saringan Luasan
PLAT SENG5p x l x tpmPlat Zink Galvanum

Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PLAT menjadi tiga item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : PROFIL PIPA

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiBerat Spesifik KalkulasiKarakteristik
PIPA1p x Øpkg/mPipa pada umumnya
PIPA SANITARI2p x Øpkg/mPipa saniter
PIPA SCH 53p x Øpkg/mPipa schedule 5
PIPA SCH 104p x Øpkg/mPipa schedule 10
PIPA SCH 205p x Øpkg/mPipa schedule 20
PIPA SCH 406p x Øpkg/mPipa schedule 40
PIPA SCH 807p x Øpkg/mPipa schedule 80
PIPA SCH 1608p x Øpkg/mPipa schedule 160

Tabel Penggolongan L-2 Kategori RAW MATERIAL PROFIL PIPA menjadi 8 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

Kategori RAW MATERIAL  L-2 : PROFIL KONSTRUKSI

Sub Kategori L-3Kode L-3Dimensi FisikDimensi KalkulasiBerat Spesifik KalkulasiKarakteristik
SIKU1p x l x tpkg/mProfil siku
UNP2p x lpkg/mProfil UNP
CNP3p x lpkg/mProfil CNP
H BEAM4p x lpkg/mProfil H BEAM
IWF5p x lpkg/mProfil IWF

Tabel Penggolongan L-2 Katagori RAW MATERIAL PROFIL KONSTRUKSI menjadi 5 item L-3 Sub-Kategori RAW MATERIAL

penggolongan barang

Demikian para pembaca yang budiman, pada saatnya nanti di waktu y.a.d. kita akan bahas analisis alurnya dari bagian PPIC dalam merencanakan produksi dan inventory, bahkan dalam menghitung mulai waktu, material sampai berujung ke cost of good sold (atau harga pokok penjualannya per pcs). namun pada saat sekarang kita persiapkan predecessor nya terlebih dahulu. supaya pada saat ada order penjualan, pihak PPIC punya persiapan yg memadai untuk merencana dan mengkalkulasi.

Pada kesempatan ini saya akan mencoba mengulas predecessor atau apa yang yang harus disiapkan sebelum supaya pihak developer bisa membuatkan ERP yg mampu melakukan planning & costing sekaligus, dalam hal ini kami menyiapkan analisis untuk barang khususnya raw material.

Adapun tujuan penggolongan barang inventory yang di-baku-standar-kan ini, adalah sbb :

  • Tujuan pertama yaitu supaya bisa membedakan barang sesuai karakteristik fisik, bentuk & peruntukan.
  • Tujuan kedua menentukan dasar pembentukan database master barang

Namun oleh karena terkait dengan struktur database maka tidak memungkinkan untuk diubah & dikurangi tingkatan levelnya, apabila aplikasi databasenya sudah terbentuk.

  • Tujuan ketiga adalah ujung atau output dari aplikasi ERP ini  bahwa satuan beli/pengadaan mampu konversi ke satuan pakai secara otomatis.

Secara umum penggolongan barang kami pandang sebagai cara mengelompokan barang dan material di bag. gudang atau inventory yang mana terdapat level yaitu tataran atau tingkatan penggolongan.

level penggolongan barang adalah tataran atau tingkatan dalam penggolongan barang dimana ada level satu lebih tinggi atau lebih rendah dari yang level yang lainnya.